AKSI BULLYING DI RUMAH
Bullying adalah tindakan seorang atau kelompok yang melakukan penindasan , bertujuan untuk memberi kesenangan. Peristiwa bullying sering terjadi di sekolah, rumah, tempat kerja, sampai dunia maya, aktivitas bullying tidak memelih umur dan jenis kelamin.
Nahh kali ini saya akan memberikan contoh mengenai bullying di lingkungan rumah.
Rumah merupakan lingkungan pertama yang di kenal oleh anak, di lingkungan ini kadang membuat anak memiliki trauma yang mendalam. Berikut merupakan contoh tindakan bullying yang terjadi di rumah:
- Membandingkan kemampuan seorang anak dengan standar tertentu. Orang tua sering membandingkan dengan anak tetangga yang bisa melakukan ini dan itu, sementara si anak belum bisa memenuhi keinginan orang tua.
- Selalu memarahi anak tanpa alasan yang jelas. Akibat dari kemarahannya itu sampai melarang anak bermain dengan temannya, kemarahan orang tua kadang berujung pada tindakan kekerasan.
- Memanggil dengan nama julukan. Misal si anak malas melakukan sesuatu maka ia akan di panggil dengan nama julukan yang jelek, dengan tidak di sadari hal tersebut merupakan aksi bullying yang di lakukan oleh orang tua.
- Mengancam anak jika tidak mau belajar. Banyak orang tua memberikan ancaman kepada anak agar menuruti apa dia mau, hal tersebut dianggap benar oleh orang tua namun berdampak buruk bagi anaknya.
- Melarang anak bermain di lingkungan sekitar. Kekhawatiran yang berlebih akan berdampak buruk untuk anak, anak akan terasa tertekan karena tidak pernah mendapat kebebasan bermain.
Dampak bullying bagi anak:
- Memicu depresi, stress, gangguan kesehatan mental, sampai memicu kemarahan.
- Dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak dan kemampuan analisis anak.
- Anak yang mendapat perilaku bullying akan sering mengasingkan diri.
- Perilaku berubah menjadi agresif, menyukai kekerasan, dan mudah marah.
- Pelaku merasa percaya diri dan harga diri tinggi.
- Lebih menyukai mendominasi orang lain.
- Mempunyai kekuasaan untuk merendahkan orang lain.
Apabila di biarkan terus menerus akan di anggap biasa bagi penonton yang menyaksikan, penonton akan berfikir bahwa perilaku ini bisa diterima secara sosial. Penonton memilih menjadi penindas karena mereka takut akan menjadi korban selanjutnya, sedangkan beberapa orang akan memilih diam tanpa bertindak menghentikan aksi bullying tersebut.
Cara mengatasinya:
- Tanamkan rasa kasih sayang pada anak.
- Beri perhatian dan interaksi pada anak untuk memberikan kemampuan yang berani.
- Bantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi dan percaya diri.
- Mengajarkan rasa peduli.
- Mendampingi anak saat melakukan sesuatu.
Komentar
Posting Komentar