Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional Jawa yang berkembang sejak abad ke-13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu:
Joglo:
Joglo adalah nama rumah adat dan bentuk atap paling dikenal dari arsitektur Jawa. Rumah dengan model atap seperti ini umumnya digunakan oleh keluarga bangsawan.
- Joglo Lawakan
- Joglo Sinom
- Joglo Jompongan
- Joglo Pangrawit
- Joglo Mangkurat
- Joglo Hageng
- Joglo Semar Tinandhu
Limasan:
Limasan adalah model atap yang dikembangkan dari rumah kampung, tetapi digunakan oleh keluarga yang memiliki status lebih tinggi. Rancangan rumah dikembangkan ke empat sisi samping dari atap utama sehingga tampak seperti atap perisai.- Limasan Lawakan
- Limasan Gajah Ngombe
- Limasan Gajah Njerum
- Limasan Apitan
- Limasan Pacul Gowang
- Limasan Cere Gancet
- Limasan Trajumas
- Limasan Gajah Mungkur
- Limasan Klabang Nyander
- Limasan Lambang Teplok
- Limasan Semar Tinandu
- Limasan Lambang Sari
- Limasan Semar Pinondhong, contohnya Bangsal Kama, Kraton Cirebon
Kampung:
- Kampung Pokok
- Kampung Trajumas
- Kampung Pacul Gowang
- Kampung Srotong
- Kampung Cere Gancet
- Kampung Gotong Mayit
- Kampung Semar Pinondhong
- Kampung Apitan
- Kampung Gajah Njerum
- Kampung Gajah Ngombe
- Kampung Doro Gepak
- Kampung Klabang Nyander
- Kampung Jompongan Lambang Teplok Semar Tinandhu (untuk tobong kapur)
- Kampung Lambang Teplok (untuk gudang genteng).
Rumah panggang pe diambil dari kata panggang dan pe (pepe, menjemur) yang pada zaman dahulu atapnya dimanfaatkan untuk menjemur hasil bumi.
- Panggang Pe Pokok
- Panggang Pe Trajumas
- Panggang Pe Empyak Setangkep
- Panggang Pe Gedhang Selirang
- Panggang Pe Gedhang Setangkep
- Panggang Pe Cere Gancet
- Panggang Pe wujud kios
- Panggang Pe Kodokan (jengki)
- Panggang Pe Barengan
- Panggang Pe Cere Gancet.
Komentar
Posting Komentar